Rabu, 21 Desember 2011

Bulldozer


 Pengertian Bulldozer
Salah satu alat mekanis yang sangat berpengaruh dalam kegiatan pertambangan adalah alat Bulldozer. Pengertian Bulldozer adalah alat mekanis yang menggunakan traktor sebagai alat penggerak utama, yang biasanya traktor dilengkapi dengan dozer attachment. Dalam hal ini attachment adalah blade. Dimana dalam aplikasinya, bulldozer dirancang sebagai alat yang mempunyai kemampuan untuk mendorong berbagai macam material ke arah depan.
            Beberapa klasifikasi yang diperhatikan dalam menentukan alternatif alat mekanis bulldozer yang akan digunakan yaitu ;

1. Ditinjau dari segi penggerak bilah (Blade Control), Ada 2 (dua) macam blade bulldozer yaitu:
  1. Bulldozer yang bilahnya digerakkan dengan kabel (Cable Controlled Blade), dimana gerakan naik turun bilahnya memakai kabel sebagai alat pengendali. Jenis ini merupakan type lama.
  2. Bulldozer yang bilahnya digerakkan dengan tenaga hidrolik (Hidraulik Controlled Blade), ini merupakan yang lebih modern dengan tenaga hidrolik untuk mengendalikan gerakan naik turunnya bilah.

2. Ditinjau dari segi penggeraknya, ada 2 (dua) macam bulldozer, yaitu:
a.    Bulldozer yang memakai roda karet (Rubber Tired Bulldozer Or Whell Dozer). Bulldozer jenis ini lebih gesit dan lincah dalam pergerakannya,. Jenis bulldozer ini sangat cocok untuk daerah kering dan memiliki landasan yang keras. Sementara untuk daerah yang becek dan landasan lunak, bulldozer type ini akan kehilangan kekuatannya karena sering selip.
b.    Bulldozer yang memakai rantai (Track Type Bulldozer or Crawler Dozer). Bulldozer type ini gerakannya lamban tetapi memiliki daya gusur yang cukup dan dapat bergerak dengan baik pada daerah yang kering maupun becek, karena rantainya mampu mencengkram landasan kerjanya dengan baik.

3.  Ditinjau dari segi bentuk blade bulldozer yang dapat digunakan sesuai dengan     keperluan yaitu :
1.    “Universal Blade” (U-Blade), jenis ini sangat efisien untuk memindahkan material dalam jumlah besar dengan jarak dorong yang jauh.
2.     “Straight Blade” (S-Blade), blade jenis ini lebih kecil dari universal blade dan cocok untuk pekerjaan penggalian dan pendorongan material berat yang membutuhkan tenaga dorong yang cukup besar.
3.    “Angling Blade” (A-Blade), Blade jenis ini dirancang untuk pekerjaan material kearah samping, misalnya pekerjaan perintisan jalan dan pembuatan parit
4.    “Cushion Blade” (C-Blade), tipe ini umumnya digunakan oleh bulldozer yang melakukan pekerjaan bersama power scaraper pada pemuatan dan pendorongan material.
5.    “Power Angle and Tilt Blade” (PAT- Blade), blade ini dirancang untuk pekerjaan penyebaran perataan tanah, pengisian kembali dan pembersihan lahan.
6.    “AEM U-Blade”, blade jenis ini dimodifikasi dari blade tipe Universal Blade dan digunakan untuk memindahkan material dengan volume lebih besar dari tipe U-Blade.
7.    “K/G Blade”, blade tipe ini khusus digunakan untuk beberapa pekerjaan pembersihan lahan seperti pembabatan  semak-semak, menebas pepohonann dan menimbun sisa-sisa penebasan.
8.    “Landfill Blade”, blade tipe ini dirancang untuk menangani material buangan dan material lapisan tanah penutup, bentuknya yang melengkung memungkinkan material yang didorong akan menyebar secara lebih merata.
9.    “V-Tree Cutter Blade”, blade jenis ini berbentuk huruf V dengan ujung pemotongan bergerigi menyerupai gergaji yang dirancang khusus untuk memotong semak belukar, pepohonan dan sisa-sisa pembongkaran agar rata dengan tanah.
10. “Rake Blade”, balde jenis ini bentuknya mirip alat garuk yang bergerigi rapat, digunakan untuk mencabut semak-semak akar pohon, memindahkan tunggul-tunggul kecil dan memisahkan bongkah-bongkah batuan.

Pemilihan Peralatan dan Kemampuan Produksi Bulldozer
1     Alternatif Pemilihan Peralatan
Kondisi kerja merupakan  faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan peralatan. Kondisi penelitian yang lunak, maka pemakaian bulldozer berban karet tidak cocok karena kurang memilki kemampuan berpindah sehingga yang paling tepat digunakan pada daerah ini adalah bulldozer beroda kelabang tipe Komatsu D65P dengan jenis bilah Universal Blade. Blade ini sangat efisien untuk memindahkan material dalam jumlah besar dengan jarak dorong yang jauh.

2     Kemampuan Produksi Bulldozer
Produksi adalah laju material yang dapat dipindahkan atau didorong per satuan waktu. Dikenal juga bentuk volume material yang mempengaruhi perhitungan produksi penggusuran yang dinyatakan dalam :
a.    Bank Cubic Meter (BCM), merupakan volume material pada kondisi asli ditempat (insitu) yang belum terganggu.
b.    Loose Cubic Meter (LCM), merupakan volume material yang sudah lepas akibat penggalian sehingga menyebabkan volume material akan mengembang dengan berat yang sama.
c.    Compacted Cubic Meter (CCM), merupakan volume material  yang mengalami pemadatan kembali setelah penggalian sehingga volumenya akan lebih kecil dibanding volume aslinya denga berat yang tetap sama.
            Untuk menghitung produksi penggusuran per jam suatu bulldozer berdasarkan jarak dorong dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

     ……………………………………………(3 – 1)                     
Dimana  :
              P       : Kemampuan produksi bulldozer (ton/jam)
            Eff       : Efisiensi kerja (%)
             D        : Density Insitu (ton/m3)
             VB      : Volume Blade (BCM)
             CT      :  Cycle Time (menit)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bulldozer
1     Efisiensi Kerja
            Efisiensi kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya produksi alat, semakin lama alat dioperasikan akan semakin besar produksi yang dicapai. Apabila dalam satu jam kerja peralatan tidak sepenuhnya difungsikan maka efisiensi kerja ini diperhitungkan terhadap jumlah menit dalam satu jam alat produksi.
            Untuk menghitung efisiensi kerja bulldozer digunakan persamaan sebagai berikut :

…………………………..(3 – 2)

Dimana  :
Eff       =  Efisiensi kerja (%)
W        = Waktu kerja produktif (jam)
 T         =  Waktu tersedia (jam)

 Waktu Edar (Cycle Time) dan Kemampuan Blade
            Cycle time merupakan waktu yang dihitung untuk setiap satu siklus kerja, apabila suatu bulldozer menggusur kesembarang arah, kemuka kemudian mundur lagi ketitik semula. Besar kecilnya cycle time sangat berpengaruh terhadap produksi, dimana semakin besar cycle time maka produksi akan semakin menurun begitu pun sebaliknya.
 Untuk menghitung cycle time digunakan rumus sebagai berikut :
Ct bulldozer  =  WM1  +  WPG1  +  WM2  +  WPG2……………………    (3 – 3)
Dimana  :
WM1      =  Waktu menggali dan mendorong dalam detik
WPG1,2   =  Waktu yang dipakai untuk pindah gear dalam detik
WM2      =  Waktu yang dipakai untuk mundur dalam detik.
   Untuk menghitung volume blade maka digunakan persamaan sebagai berikut :
            ………………………………   ( 3 – 4)
Dimana   :
VB       =  Volume Blade (LCM, BCM)
P1,P2 =  Panjang tumpukan (meter)
L1,L2  =  Lebar tumpukan (meter)
H1,H2 =  Tinggi tumpukan (meter)
Data yang didapatkan dilapangan dapat dihitung secara statistika dengan menentukan terlebih dahulu komponen sebagai berikut :
……………………………………………………………….     (3 – 3a)
 K  =  1  +  3.3 log n  …………………………………………………….     (3 – 4b)
…………………………………………………………...    (3 – 3c)
Dimana  :
K         =  Jumlah kelas
Ci        =  Interval kelas
Range            =  Selisih data tertinggi dengan data terendah
Fi         =  Frekuensi
Xi        =  Nilai data ke – i
n          =  Jumlah data
X         =  Nilai rata-rata

Density Material dan Swell Faktor                    
                        Density material adalah berat perunit volume dari suatu material. Material mempunyai density yang berbeda karena dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik antara lain : ukuran partikel, kandungan air, pori-pori dan kondisi fisik lainnya. Material yang padat akan mempunyai berat yang lebih besar pervolume yang sama dibandingkan material yang tidak padat. Untuk penentuan nilai density material digunakan rumus umum sebagai berikut :
                        Density   =   ……………………………     (3 - 5)
            Density material tentunya akan berubah akibat adanya penggalian, yaitu dari kondisi padat (insitu) menjadi lepas (loose). Pada kondisi loose, density material akan berkurang (pervolume yang sama) dibanding density pada kondisi insitu karena adanya pori-pori udara.
            Untuk menghitung swell faktor digunakan persamaan :
                        SF   =   ……………………………    (3 – 6)
Volume insitu dan volume loose diperoleh dengan cara :
Volume insitu   =   p  x  R2  x tinsitu
Volume loose    =   p  x  R2  x  tloose
Dimana :
            R         =  Jari-jari pipa percobaan
            tinsitu       =  Tinggi tanah insitu dalam pipa
tloose      =  Tinggi tanah loose dalam pipa.


ADIT

ADIT


Adit adalah salah satu eksplorasi yang dimaksud untuk produksi data, sedangkan pengertian dari adit yaitu : Lubang horizontal dimana salah satu ujungnya pepat, yang dikerjakan untuk kepentingan pencarian data dari daerah penyelidikan. Ada kesamaan antara terowongan dan adit. Namun bila adit untuk kegunaan langsung mencari data, sedangkan terowongan dibuat untuk kegunaan primer, seperti untuk saluran air, keperluan lalu lintas bawah tanah dan lain-lain. Maka pencarian data geologi melalui terowongan adalah sekunder.

Keunggulan Adit/Terowongan untuk Pengambilan Data Geologi

Adit atau terowongan mempunyai keunggulan sendiri dalam pengambilan data. Keunggulan pertama adalah bahwa batuan yang tersingkap seluruhnya sepanjang terowongan, paling tidak sepanjang pengamatan dilakukan langsung setiap ada kemajuan, karena mungkin sekali terjadinya longsoran pada jalur-jalur lemah, sebenarnya seperti jalur sesar biasanya dilakukan pengkayuan (betimmering). Adanya sesar-sesar, kontak antar batuan dapat dilihat dengan jelas.
Keunggulan kedua dari pengamatan diterowongan adalah data geologi didapatkan dalam 3-Dimensi, yaitu pada kedua dinding terowongan, pada atap terowongan dan pada lantai, keadaan yang sangat jarang didapatkan pada singkapan. Jalur dan bidang sesar dapat diamati dalam posisi dan orientasi, begitu pula jurus dan kemiringan lapisan pola kekar, rekah-rekah didapatkan dalam oreintasi.
Kegunaan Adit antara lain :
a.  Mengetahui sifat-sifat litologi
b.  Mengetahui struktur geologi
c.  Guna mengambil langkah selanjutnya

A.    Mengetahui Sifat-Sifat Litologi
Dengan cara langsung atau masih dalam keadaan segar, kita dapat mengamati serta mendeskripsi litologi di sebuah adit. Maka pengetahuan tentang batuan memegang peranan penting, sifat-sifat litologi perlu diketahui, seperti :
-          Kekerasan, derajat sementasi batuan
-          Tekstur
-          Derajat pelapukan
-          Sifat pengembangan.
Sehingga apa yang didapat tentang karakteristik batuan di dalam adit dapat digabung dengan data-data lain yang didapat dari eksplorasi lainnya seperti, sumur, paritan, pemboran dan lain-lain.

B.    Mengetahui Struktur Geologi
Masalah struktur geologi sering sangat sulit untuk ditelumuri, kesulitan ini dikarenakan sedikitnya singkapan di permukaan atau telah hilang terkena pengaruh erosi ataupun tertimbun soil. Maka dengan membuat adit kita dapat mengharap untuk menjumpai struktur geologi yang belum terpengaruh oleh proses eksogen. Seperti telah kita ketahui ada beberapa macam struktur geologi antara lain ; kekar, sesar, lipatan dan lain-lain. Struktur kekar sangat berpengaruh terhadap suatu batuan dan hal ini berarti berpengaruh juga pada bangunan teknik, sepeti yang dikemukakan oleh Klaus, W.Y. dan M.A. Soe, bahwa :
-          Sifat teknis suatu batuan lebih banyak ditentukan oleh sistim kekar daripada kekuatan batunya.
-          Kekuatan batuan yang diperhitungkan adalah besarnya residual strength yang tergantung pada keadaan saling mempengaruhi dan mengunci antar balok-balok batuan yang terbentuk oleh kekar.
-          Kerusakan batuan sebagian besar tergantung pada perubahan struktur dalam batuan tersebut.
Mengingat pengaruh kekar tersebut, maka dengan mengerjakan adit diharapkan dapat mengetahui geomekanika dan diadakan pencatatan data secara kualitatif, seperti:
Ø  Orientasi dari kekar
Ø  Penyebaran kekar secara dua dimensional dan tiga dimensional, hal ini juga merupakan faktor kekuatan batuan dan kompressibilitynya
Ø  Ukuran-ukuran dan bentuk dari blok-blok batuan yang terjadi kekar
Ø  Pengotoran-pengotoran dari kekar
Disamping dari Adit, untuk mengetahui data kekar secara kualitatif kekar juga diselidiki secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan metoda-metoda yang ada, misalnya :
-          Untuk mengetahui penyebaran secara umum dari suatu sistim kekar beserta jurus dan kemiringannya dapat digunakan Schmidt Equal Area Net (Billings, 1954).
-          Untuk mengetahui besarnya Joint Breakage dapat digunakan perhitungan prosentase bidang kekar terhadap luas permukaan batuan.
-          Untuk mengetahui kekuatan batuan adalah dengan cara membuat Grafik, sudut antara batuan adalah dengan arah umum dari kekar yang mana arah umum dari sistim kekar sebagai sumbu mendatar dan besarnya prosentase bidang kekar terhadap luas permukaan sebagai sumbu tegak.
Dari hasil penelitian pada Adit tentang kekar baik kuatitatif maupun kuantitatif maka dapat disimpulkan dan dipertanyakan sebagai berikut :
Ø  Apakah kekar yang terdapat, merugikan sifat teknis batuan.
Ø  Apakah bidang kekar merupakan bagian yang mudah lapuk atau licin, sehingga akan mengurangi stabilitas batuan.
Ø  Bagaimana sifat bidang kekar terhadap masuknya air permukaan atau air tanahnya.

C.     Cara Mengambil Langkah Selanjutnya
Untuk mengambil langkah selanjutnya, tentu saja harus diselaraskan dengan tujuan semula dari rencana kerja suatu bangunan, seperti :
-          Dengan adanya Adit maka diadakan koreksi-koreksi atas rongga-rongga karena keruntuhan. Rongga-rongga tersebut diukur secara matematis, kemudian data-data yang diperoleh dijadikan bahan pertimbangan dibuatnya diversion tunnel ataupun prosedur tunel.
-          Di dalam Adit sering dilakukan beberapa percobaan-percobaan seperti stamp test, test kekompakan litologi, elastisitas batuan dengan metoda  seismik dan lain-lain. Data-data tersebut kemudian digabungkan dengan data yang didapatkan dari hasil eksplorasi lainnya.


Teknik Pembuatan Terowongan


Prinsip Operasi Pembuatan Terowongan
Muka batuan bor dibor mendatar dengan bor pneumatic dalam arah terowongan itu direncanakan, kemudian diisi oleh dinamit, serta diledakkan. Rubuhan dimuat lori dan dibuang. Suatu lubang terbentuk dengan kemajuan sekitar 1 meter perhari.

Peralatan yang diperlukan

1.    Bor tangan (bor kotrek) atau bor pneumatic dengan compressornya.
2.    Lori dengan sekrup atau shovel (mesin) di atas rel.
3.    Dinamit dan sistem peledakan.
Pembuatan adit yang lebih canggih terjadi kalau cebakan sudah menjadi tambang atau memang dilakukan untuk keperluan tertentu, misalnya penyelidikan untuk proyek bendungan, adit maka perlu diperhatikan perlengkapan sebagai berikut :
-          Set compressor untuk pemboran dinding muka.
-          Set pembangkit tenaga listrik/diesel, untuk sumber penerangan. Disini perlu diperhatikan keamanan terhadap bahaya terkena aliran listrik.
-          Perlengkapan pemboran seperti jack hammer, detonator, linggis, pacul dan lain-lain.
-          Membuat sistim pengeringan.
-          Perlengkapan-perlengkapan untuk pekerja, seperti topeng gas, sepatu tambang, sarung tangan dan lain-lain.
Di daerah-daerah yang lemah, misalnya jalur sesar atau batuannya lembek (serpih) dipasang penyangga dari kayu (betimmering).

Prosedur Eksplorasi Adir :
Ada beberapa cara dalam penggalian terowongan adit, ini dimaksud untuk mencapai effisiensi kerja. Cara penggalian adit harus memperhatikan “Bridging Capacity” yaitu kemampuan batuan untuk tetap berada dalam keadaan seimbang. Biasanya untuk batuan yang keras mempunyai bridging capacity yang tinggi.
Mengenai cara penggalian bisa dipisahkan menjadi :
a.  Penggalian pada batuan keras
b.  Penggalian pada material lepas

A.    Penggalian Adit Pada Batuan Keras :
Tahap penggalian adit umumnya meliputi :

Tahap Pengeboran

Setelah direncanakan bentuk penampang adit, kemudian diadakan penggalian pada bagian atas dari penampang, hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi over break (runtuhnya bagian atas) ketika diadakan peledakan awal.

Tahap Peledakan Lubang Bor (Charging)
Setelah dibuat lubang bor dengan alat sederhana kemudian diteruskan dengan menggunakan jack hammer, lubang-lubang hasil pemboran tersebut diatur dengan sistimatis sehingga lubang yang bakal terjadi adalah sesuai dengan penampang adit yang direncanakan. Kemudian lubang bor diledakkan dengan sistim delay time. Lubang-lubang bor tersebut berisi detonator diselubungi damotin. Ukuran dinamit berbeda-beda, ini disesuaikan dengan kebutuhan, tetapi umumnya adalah 200 gram, dan perlu juga diperhatikan bahwa dalam pengetrapan sistim peledakan harus disesuaikan dengan karekteristik batuan.

Tahap Pengangkutan Material Hasil Peledakan/Galian (Mucking)
Ada beberapa cara, yaitu dari yang paling sederhana sampai yang menggunakan proses mesin. Pada umumnya pembuangan material dari adit ke tempat pembuangan dilakukan dengan rel dilengkapi lori.

Tahap pemasangan Penyangga Pada Terowongan/Adit (Errecting Support)
Penyangga pada adit agak berbeda sifatnya dengan penyangga pada terowongan, sebab pada adit hanya bersifat sementara saja, yang lazim terbuat dari tiang kayu yang kuat/kokoh. Penyangga pada adit bisa tak dipakai bila “Bridging capacity”nya tinggi. Ada beberapa bentuk penyangga yang sering dipakai, antara lain :
-          Penyangga bentuk empat persegi panjang
-          Penyangga bentuk trapezoidal
-          Poligonal
-          Bentuk kubah
-          Bentuk tapal kuda
-          Bentuk silinder dan lain-lain
Hal bentuk penyangga disesuaikan dengan batuan setempat, keadaan batuan, besar kemiringan, koefisien dan kekuatan batuan dan lain-lain.
Cara Penggalian pada Tahap Pemboran dan Peledakan :
Dengan mengingat bridging capacity, maka untuk batuan yang keras ada beberapa cara penggaliannya, antara lain:

1.  Metoda Muka Penuh (Full-face Method)
Cara penggaliannya yaitu dimana seluruh bidang muka setelah dibor untuk tempat detonator kemudian diledakkan seluruh bidang muka. Ini umumnya dilakukan pada adit yang mempunyai diameter kecil yaitu kurang dari 10 feet.

2.  Metoda Maju dari Atap (Top Heading & Bench Method)
Ini diterapkan bila bridging capacity rendah terutama pada adit yang mempunyai diameter besar. Caranya bagian atas dari heading digali lebih dahulu dan bagian bawah (bench) dibiarkan lebih dahulu, sampai pada kedalaman kurang labih dari 15 feet kemudian diledakkan. Hasil ledakan dikeruk dan diangkat, baru kemudian bagian bawahnya (bench) diledakkan, begitu seterusnya.

3.  Metoda Maju dari Atas (Top Heading Method)
Cara ini merupakan kombinasi dari metoda 1 dan 2, dimana mula-mula heading digali kemudian diteruskan menggali bagian bench, baru sesudah itu bersama-sama diledakkan (blasting dan diangkat), dibuang materialnya. Cara ini umumnya digunakan untuk adit yang bridging capacity pendek dan dimensi adit besar. Karena pada terowongan, penyangga adalah merupakan bagian yang permanen, maka dalam proses pembuatannya ada sedikit perbedaan yaitu pada proses pembuatan terowongan kita mengenal adanya “side-drift metohds”.

B.    Penggalian Pada Material Lepas
Untuk adit yang digali pada material lepas, masalah penyangga harus bersifat cepat selesai untuk dipasang, dan salah satu cara penggaliannya adalah sebagai berikut:
Mula-mula Polling ditancapkan ke dalam material yang akan digali, lalu disangga dengan balok kayu dan penggalian dilakukan di bawah polling. Selanjutnya dilakukan penggalian berikut dengan pemasangan P dan C yang kedua untuk bagian samping, tempat penggalian, agar tak terjadi longsor maka dikerjakan hal yang sama dengan pemasangan polling dan balok kayu (C). Perlu pula diperhatikan bahwa bagian yang digali (F) akan tetap longsor bila tak dipasang papan penahan (L). begitu seterusnya.
Bentuk dan kedudukan bagian yang digali tergantung sebagai berikut :
-          Macam dan sifat material, bila berbutir kasar, maka akan lebih landai daripada bila berbutir halus.
-          Kandungan airnya, bila semakin lembab maka bagian yang digali, semakin datar.
-          Waktu, bentuk yang digali akan berubah sesuai dengan perubahan waktu.
-          Luas dari bagian yang digali (F), bila luasnya kecil berarti F capat berarea dalam keadaan vertikal, dan bila luasnya besar bagian yang digali F akan longsor.
-          Kedalaman, ternyata tekanan horizontal merupakan fungsi atau sebagian tergantung dari tekanan vertikal.
-          Gangguan/kerusakan pada material, material akan berada dalam keadaan stabil bila masih dalam keadaan/ kedudukan semula tetapi akan mudah rusak apabila sudah berpindah tempat.

Survey/Pemetaan Geologi Bawah Tanah

Tugas penting dari ahli geologi, selain ikut membantu merencanakan terowongan adalah memetakan secara detail geologi bukaan-bukaan yang didapatkan karena pembuatan terowongan tersebut.
Pemetaan bawah tanah (underground mapping) pada prinsipnya sama dengan perbedaan prinsipiil :
1.    Data geologi yang didapatkan sepanjang terowongan bersifat menerus, lebih detail serta lebih jelas.
2.    Singkapan-singkapan didapatkan dalam 3-Dimensi, atas, bawah, kiri dan kanan, sehingga pengukuran gejala geologi harus dilakukan dengan pengukuran pada jarak leluasa, jadi lebih teliti.
3.    Yang adanya pelapukan (kecuali di dekat permukaan tanah).
4.    Pemetaan dilakuakn dam 3 Dimensi, pada berbagai niveau (bidang penambangan) dan melalui shaft, raises dan sebagainya. Setiap peta dinyatakan pada niveau mana.
5.    Interpretasi dilakukan antar terowongan. Batas-batas terowongan selalu teramati.
Pemetaan dilakukan pada sekala 1 : 100, 1 : 50 atau 1 : 10 dan dikompilasikan pada skala 1 : 500 atau 1 : 1.000.
Peta dasar pada kertas ukuran folio atau kuarto, dengan sistim kisi, dimana lay out dari terowongan digambarkan. Gejala-gejala geologi lokasinya harus diukur dengan pita ukur terhadap titik yang dikenal dalam peta dasar. Peta diplot pada kanan kiri lay out, dengan simbol-simbol ataupun warna yang sesuai. Semua data segera diplot kembali di peta dasar di kantor. Peta dasar didapatkan dari pengukuran tambang (mine-surveying) yang merupakan metoda pengukuran geologi khusus. Semua data geologi harus dicatat dan tidak hanya cebakan bijihnya saja.

Sumber
Sap Kuliah Eksplorasi Tambang à P.S. D III Pertambangan UNMUL
T.A. 2002/2003 Created by Hery