Rabu, 21 Desember 2011

Bulldozer


 Pengertian Bulldozer
Salah satu alat mekanis yang sangat berpengaruh dalam kegiatan pertambangan adalah alat Bulldozer. Pengertian Bulldozer adalah alat mekanis yang menggunakan traktor sebagai alat penggerak utama, yang biasanya traktor dilengkapi dengan dozer attachment. Dalam hal ini attachment adalah blade. Dimana dalam aplikasinya, bulldozer dirancang sebagai alat yang mempunyai kemampuan untuk mendorong berbagai macam material ke arah depan.
            Beberapa klasifikasi yang diperhatikan dalam menentukan alternatif alat mekanis bulldozer yang akan digunakan yaitu ;

1. Ditinjau dari segi penggerak bilah (Blade Control), Ada 2 (dua) macam blade bulldozer yaitu:
  1. Bulldozer yang bilahnya digerakkan dengan kabel (Cable Controlled Blade), dimana gerakan naik turun bilahnya memakai kabel sebagai alat pengendali. Jenis ini merupakan type lama.
  2. Bulldozer yang bilahnya digerakkan dengan tenaga hidrolik (Hidraulik Controlled Blade), ini merupakan yang lebih modern dengan tenaga hidrolik untuk mengendalikan gerakan naik turunnya bilah.

2. Ditinjau dari segi penggeraknya, ada 2 (dua) macam bulldozer, yaitu:
a.    Bulldozer yang memakai roda karet (Rubber Tired Bulldozer Or Whell Dozer). Bulldozer jenis ini lebih gesit dan lincah dalam pergerakannya,. Jenis bulldozer ini sangat cocok untuk daerah kering dan memiliki landasan yang keras. Sementara untuk daerah yang becek dan landasan lunak, bulldozer type ini akan kehilangan kekuatannya karena sering selip.
b.    Bulldozer yang memakai rantai (Track Type Bulldozer or Crawler Dozer). Bulldozer type ini gerakannya lamban tetapi memiliki daya gusur yang cukup dan dapat bergerak dengan baik pada daerah yang kering maupun becek, karena rantainya mampu mencengkram landasan kerjanya dengan baik.

3.  Ditinjau dari segi bentuk blade bulldozer yang dapat digunakan sesuai dengan     keperluan yaitu :
1.    “Universal Blade” (U-Blade), jenis ini sangat efisien untuk memindahkan material dalam jumlah besar dengan jarak dorong yang jauh.
2.     “Straight Blade” (S-Blade), blade jenis ini lebih kecil dari universal blade dan cocok untuk pekerjaan penggalian dan pendorongan material berat yang membutuhkan tenaga dorong yang cukup besar.
3.    “Angling Blade” (A-Blade), Blade jenis ini dirancang untuk pekerjaan material kearah samping, misalnya pekerjaan perintisan jalan dan pembuatan parit
4.    “Cushion Blade” (C-Blade), tipe ini umumnya digunakan oleh bulldozer yang melakukan pekerjaan bersama power scaraper pada pemuatan dan pendorongan material.
5.    “Power Angle and Tilt Blade” (PAT- Blade), blade ini dirancang untuk pekerjaan penyebaran perataan tanah, pengisian kembali dan pembersihan lahan.
6.    “AEM U-Blade”, blade jenis ini dimodifikasi dari blade tipe Universal Blade dan digunakan untuk memindahkan material dengan volume lebih besar dari tipe U-Blade.
7.    “K/G Blade”, blade tipe ini khusus digunakan untuk beberapa pekerjaan pembersihan lahan seperti pembabatan  semak-semak, menebas pepohonann dan menimbun sisa-sisa penebasan.
8.    “Landfill Blade”, blade tipe ini dirancang untuk menangani material buangan dan material lapisan tanah penutup, bentuknya yang melengkung memungkinkan material yang didorong akan menyebar secara lebih merata.
9.    “V-Tree Cutter Blade”, blade jenis ini berbentuk huruf V dengan ujung pemotongan bergerigi menyerupai gergaji yang dirancang khusus untuk memotong semak belukar, pepohonan dan sisa-sisa pembongkaran agar rata dengan tanah.
10. “Rake Blade”, balde jenis ini bentuknya mirip alat garuk yang bergerigi rapat, digunakan untuk mencabut semak-semak akar pohon, memindahkan tunggul-tunggul kecil dan memisahkan bongkah-bongkah batuan.

Pemilihan Peralatan dan Kemampuan Produksi Bulldozer
1     Alternatif Pemilihan Peralatan
Kondisi kerja merupakan  faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan peralatan. Kondisi penelitian yang lunak, maka pemakaian bulldozer berban karet tidak cocok karena kurang memilki kemampuan berpindah sehingga yang paling tepat digunakan pada daerah ini adalah bulldozer beroda kelabang tipe Komatsu D65P dengan jenis bilah Universal Blade. Blade ini sangat efisien untuk memindahkan material dalam jumlah besar dengan jarak dorong yang jauh.

2     Kemampuan Produksi Bulldozer
Produksi adalah laju material yang dapat dipindahkan atau didorong per satuan waktu. Dikenal juga bentuk volume material yang mempengaruhi perhitungan produksi penggusuran yang dinyatakan dalam :
a.    Bank Cubic Meter (BCM), merupakan volume material pada kondisi asli ditempat (insitu) yang belum terganggu.
b.    Loose Cubic Meter (LCM), merupakan volume material yang sudah lepas akibat penggalian sehingga menyebabkan volume material akan mengembang dengan berat yang sama.
c.    Compacted Cubic Meter (CCM), merupakan volume material  yang mengalami pemadatan kembali setelah penggalian sehingga volumenya akan lebih kecil dibanding volume aslinya denga berat yang tetap sama.
            Untuk menghitung produksi penggusuran per jam suatu bulldozer berdasarkan jarak dorong dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

     ……………………………………………(3 – 1)                     
Dimana  :
              P       : Kemampuan produksi bulldozer (ton/jam)
            Eff       : Efisiensi kerja (%)
             D        : Density Insitu (ton/m3)
             VB      : Volume Blade (BCM)
             CT      :  Cycle Time (menit)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bulldozer
1     Efisiensi Kerja
            Efisiensi kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya produksi alat, semakin lama alat dioperasikan akan semakin besar produksi yang dicapai. Apabila dalam satu jam kerja peralatan tidak sepenuhnya difungsikan maka efisiensi kerja ini diperhitungkan terhadap jumlah menit dalam satu jam alat produksi.
            Untuk menghitung efisiensi kerja bulldozer digunakan persamaan sebagai berikut :

…………………………..(3 – 2)

Dimana  :
Eff       =  Efisiensi kerja (%)
W        = Waktu kerja produktif (jam)
 T         =  Waktu tersedia (jam)

 Waktu Edar (Cycle Time) dan Kemampuan Blade
            Cycle time merupakan waktu yang dihitung untuk setiap satu siklus kerja, apabila suatu bulldozer menggusur kesembarang arah, kemuka kemudian mundur lagi ketitik semula. Besar kecilnya cycle time sangat berpengaruh terhadap produksi, dimana semakin besar cycle time maka produksi akan semakin menurun begitu pun sebaliknya.
 Untuk menghitung cycle time digunakan rumus sebagai berikut :
Ct bulldozer  =  WM1  +  WPG1  +  WM2  +  WPG2……………………    (3 – 3)
Dimana  :
WM1      =  Waktu menggali dan mendorong dalam detik
WPG1,2   =  Waktu yang dipakai untuk pindah gear dalam detik
WM2      =  Waktu yang dipakai untuk mundur dalam detik.
   Untuk menghitung volume blade maka digunakan persamaan sebagai berikut :
            ………………………………   ( 3 – 4)
Dimana   :
VB       =  Volume Blade (LCM, BCM)
P1,P2 =  Panjang tumpukan (meter)
L1,L2  =  Lebar tumpukan (meter)
H1,H2 =  Tinggi tumpukan (meter)
Data yang didapatkan dilapangan dapat dihitung secara statistika dengan menentukan terlebih dahulu komponen sebagai berikut :
……………………………………………………………….     (3 – 3a)
 K  =  1  +  3.3 log n  …………………………………………………….     (3 – 4b)
…………………………………………………………...    (3 – 3c)
Dimana  :
K         =  Jumlah kelas
Ci        =  Interval kelas
Range            =  Selisih data tertinggi dengan data terendah
Fi         =  Frekuensi
Xi        =  Nilai data ke – i
n          =  Jumlah data
X         =  Nilai rata-rata

Density Material dan Swell Faktor                    
                        Density material adalah berat perunit volume dari suatu material. Material mempunyai density yang berbeda karena dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik antara lain : ukuran partikel, kandungan air, pori-pori dan kondisi fisik lainnya. Material yang padat akan mempunyai berat yang lebih besar pervolume yang sama dibandingkan material yang tidak padat. Untuk penentuan nilai density material digunakan rumus umum sebagai berikut :
                        Density   =   ……………………………     (3 - 5)
            Density material tentunya akan berubah akibat adanya penggalian, yaitu dari kondisi padat (insitu) menjadi lepas (loose). Pada kondisi loose, density material akan berkurang (pervolume yang sama) dibanding density pada kondisi insitu karena adanya pori-pori udara.
            Untuk menghitung swell faktor digunakan persamaan :
                        SF   =   ……………………………    (3 – 6)
Volume insitu dan volume loose diperoleh dengan cara :
Volume insitu   =   p  x  R2  x tinsitu
Volume loose    =   p  x  R2  x  tloose
Dimana :
            R         =  Jari-jari pipa percobaan
            tinsitu       =  Tinggi tanah insitu dalam pipa
tloose      =  Tinggi tanah loose dalam pipa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar