Minggu, 27 Februari 2011

DIMENSION DAN CUT STONE


PENGERTIAN
Dimension
Dimension adalah setiap jenis bahan batu alam yang digali untuk membuat balok atau bongkahan batu yang dipotong menjadi ukuran tertentu (lebar, panjang, dan tebal) dan bentuk tertentu. Dimensi batu digunakan karena tahan lama, kuat dan menarik. Batu yang paling penting digunakan sebagai batu dimensi yaitu granit, batukapur, marmer dan batupasir. Batu lunak tertentu seperti pualam (masif gipsum) dapat juga dipertimbangkan dimensi batu.      
           
§  Cut Stone
Cut stone adalah setiap jenis batu alam yang dipotong menjadi ukuran tertentu dan bentuk tertentu atau yang lebih dikenal sebagai batu potong. Contohnya yaitu marmer dan gran

v  PENGGUNAAN
        Dimension banyak digunakan dalam konstruksi bangunan utama dan jembatan. Misalnya Granite, dimana batuan ini  sangat tahan lama untuk dekorasi di luar gedung. Batukapur dan batupasir, pada abad terakhir sangat populer sebagai pondasi batu.
        Cut stone banyak digunakan sebagai material konstruksi misalnya dalam pembuatan patung, sebagai bahan bangunan dan dalam banyak aplikasi lain.

v  SIFAT DARI DIMENSION DAN CUT STONE
Dimension dan cut stone, contohnya granit memiliki porositas dan permeabilitas rendah dan mereka relatif lambat reaktif mineral, sedangkan batukapur dan batupasir rentan terhadap serangan kimia curah hujan asam dan mekanis ketika digunakan sebagai lantai keramik. Batukapur dan batupasir juga dianggap lebih berpori dan permeabel daripada batuan yang lainnya. Sedangkan marmer memiliki sifat tidak tahan terhadap asam/air hujan, oleh sebab itu bahan yang terbuat dari marmer alangkah baiknya terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan tahan lama.
v  PEMANFAATAN DIMENSION DAN CUT STONE

Pola dari dimension diciptakan oleh fenomena geologi seperti ukuran butir, inklusi, dan garis-garis sayatan mineral penyusun dimension.
Perlakuan terhadap Granit sebelum dimanfaatkan sebagai bahan industri biasanya dipoles tapi kadang-kadang diasah. Ketebalan standar industri di Amerika Serikat untuk granit adalah 3 / 4 "(2 cm) dan 1,25" (3 cm). Biasanya lembaran yang tebalnya 2 cm akan dilaminasi di bagian tepinya untuk menghasilkan tampilan profil tepi yang lebih tebal. Selanjutnya lembaran dipotong sesuai dengan kebutuhan misalnya untuk bagian atas lemari dapur atau kamar mandi, dengan cara mengukur atau template digital. Teknologi yang lebih modern menggunakan gergaji kawat berlian yang menggunakan lebih sedikit air dan energi
                 Perlakuan terhadap marmer sebelum dimanfaatkan sebagai bahan industri terutama sebagai bahan bangunan yaitu pertama – tama dilakukan penambangan marmer untuk memperoleh block marmer sebesar-besarnya dengan sistem kuari berjenjang sehingga tidak timbul kerusakan. Setelah block marmer
diperoleh kemudian digergaji dengan bentuk yang diinginkan dan dipoles dalam bentuk tegel, baik untuk dinding ataupun lantai. Sedangkan untuk industri rumah tangga, sesuai dengan jenis marmer dapat dibentuk patung, hiasan ataupun meja. Pecahan dari marmer dapat dimanfaatkan untuk tegel campuran semen.

     
v  GENESA, ASOSIASI DAN KETERDAPATAN
§   Granit
       Granit terbentuk dari proses pembekuan magma bersifat asam, terbentuk jauh didalam kulit bumi sehingga disebut sebagai batuan dalam. Granit mempunyai komposisi utama kuarsa, potasium feldspar (khususnya orthoklas dan mikrolin ), plagioklas (terutama albit – oligoklas), biotit dan mika, mineral penyertanya antara lain magnetit, ilmenit, pirit, zircon, allanit, turmalin kadang-kadang didapatkan muskovit, hornblende, piroksin dan garnet.
       Granit mempunyai kekuatan tekan 1000 – 2500 kg/cm2, dengan berat jenis 2,6 – 2,7 gr/cm3.
       Asosiasi dari granit yaitu granodiorit, dimana granodiorit mempunyai warna yang relatif lebih gelap dibandingkan dengan granit, kekuatan tekan sebesar 1000 – 2500 kg/cm2 dengan berat jenis 2,6 – 2,9 gr/cm3.
       Granit di Indonesia pada umumnya berumur Mesozoikum dan banyak dijumpai di beberapa tempat misalnya di Daerah Istimewa Aceh dan Sumatera Utara.

§   Marmer
       Marmer terbentuk dari proses metamorfisme kontak atau regional dari jenis batugamping. Oleh sebab itu jenis dari marmer tergantung dari batuan asal. Kadang-kadang di dapatkan juga dalam jumlah sedikit mineral lain yaitu dolomite, kuarsa, mika, khlorit, plagioklas, epidote, diopsid dan piroksin. Mineral pengotor antara lain, grafit yang member warna hitam-cokelat, pyrite, illmenit yang memberi warna cokelat-kemerahan.
       Marmer dapat dijumpai di beberapa daerah di Indonesia seperti Sumatera, Jawa Barat dan Irian Jaya.

REFERENSI
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/underContruction.asp
       /index.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar